Teks Foto : Wakil Menteri Pekerjaan Umum, Hermanto Dadrdak, didampingi Bernardus Djonoputro, Ketua Umum Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia melakukan press conference seusai pembukaan 24th EAROPH World Congress di Hotel Borobudur, di Jakarta Senin (11/8/2014)
Jakarta,BeritaRayaOnline,Walaupun berbagai persoalan perkotaan seperti kemacetan, tingginya biaya hidup, dan kualitas infrastruktur, namun kota-kota menengah di Indonesia mulai menggeliat menjadi lebih nyaman.
Hal ini mengemuka dalam Indonesia Most Livable City Index 2O14 yang dilansir oleh Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAP).Survey dua tahunan ini menunjukkanb index kenyamanan Kota Balikpapan, Solo, Malang,Yogjakarta, Makassar, Palembang , Bandung berada di atas rata-rata index kenyamanan kota-kota secara nasional yang berada pada angka 63.62.
Selain itu warga kota menempatkan ekonomi sebagai faktor paling penting yang menentukan tingkat kenyamanan bersama dengan faktor kebersihan.Kota Balikpapan secara signifikan berada di atas rata-rata nasional untuk aspek tata kota dan pengelolaan lingkungan dibandingkanb dengan kota lain.Kota-kota menengah seperti Solo, Malang, dan Samarinda merupakan kota yang dianggap secara keruangan dan lingkungan terkelola dengan baik.
"Indonesia akan memasuki puncak era urbanisasi sekaligus masa tinngginya produktivitas penduduk.Lebih dari 3O kota menengah Indonesia akan tumbuh di atas 1 juta penduduk, dan resiko tidak terpenuhinya kebutuhan warga semakinb menuntut perhatian semua pemangku kepentingan," ujar Bernadus Djonoputro, Ketua Umum Ikatan Ahli Perencanaan pada pembukaan 24 th Earoph World Congress berlangsung di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (11/8/2O14) yang dibuka Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto.
Survey persepsi warga kota versi IAP ini dibahas para walikota, pemangku kepentingan, praktisi, perencana kota dan pelaku usaha pada 24 th Earoph World Congress .Sebanyak 3O walikota dan pemimpin kota di region Asia Pasifik dan nusantara hadir dan membahas sikap pandangan dan posisi para walikota dalam tata kelola kota-kota menuju kota pintar dan berketahanan.
Sementara Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak menegaskan Indonesia sebagai bagian penting sistem kota-kota regional memberikan komitmen untuk mendukung usaha- usaha nyata dalam perencanaan dan pembangunan kota yang berrketahanan, SMART, serta membangun dialog bagi pengambil kebijakan untuk mendisain kebijakan pembangunan kota berkelanjutan.
Dalam lingkup nasional tantangan perencanaan telah bergeser dari skala perencanaan makro kebijakan kepada perencanaan yang lebih teknis dalam lingkup rencana detail dan zoning.
Hal ini ditandai dengan telah hampir selesainya penyusunan RTRW nasional, RTRW Provinsi, kabupaten, kota.Tahap selanjutnya adalah pada skala Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) di seluruh kawasan perkotaan dan kawasan strategis secara masif di seluruh wilayah Indonesia.Untuk itu walikota berperan penting sebagai pemimpin dan ujung tombak dalam mewujudkanb kota yang layak huni dan berkelanjutan di dunia.
Untuk pertama kalinya Earoph dapat mengumpulkan sedikitnya 3O walikota dan bupati dalam Earoph Mayor Caucus yang dipimpin oleh Wakil Gubernur Jakarta Basuki T.Purnama dan co-leader M.Ramdan Pomanto, Walikota Makassar ini mengajak para walikota dan pimpinan daerah untuk mencari cara-cara baru dalam mengelola perkotaan di masa depan.
Walikota ternama yang hadir termasuk Walikota Bilbao, Ibon Aresso yang berhasil membangun kota yang inklusif, CEO Otoritas Regional Iskandar Malaysia, Dato Ismail Ibrahim, Bupati Bojonegoro H.Suyoto Msi, dan Walikota Bandung Ridwan Kamil, Walikota Surabaya Tri Rismaharini, dan lain-lain.
"Pemerintah perlu memberikan perhatian lebih tifak hanya pada penyediaan infratsruktur tetapi juga kepada pembangunan quality of life yang dilihat dari kenyamanan kotanya," tambah Bernardus.(lasman simanjuntak)
0 comments