Jakarta, BeritaRayaOnline,-Belakangan ini beredar berita bahwa penyakit Ebola virus disease (EVD), juga ditemui di Benua Asia. Bagaimana sebenarnya kebenaran berita ini? Prof. Tjandra Yoga Aditama, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan, menjelaskan bahwa jawabannya bisa ya dan bisa tidak.
Pertama, katanya, Genus Ebola virus memang terdiri dari 5 spesies. Yaitu Bundibugyo ebolavirus (BDBV), Zaire ebolavirus (EBOV), Reston ebolavirus (RESTV), Sudan ebolavirus (SUDV), dan Forest ebolavTai virus (TAFV). "BDBV, EBOV, dan SUDV adalah jenis spesies Ebola yang menyebabkan wabah Ebola di Afrika, yang menimbulkan wabah pada manusia, dan angka kematian yang tinggi.
Sedangkan jenis spesies RESTV, memang ditemukan di Filipina dan People’s Republic of China," kata Prof. Tjandra melalui surat elektroniknya yang diterima Jumat (1/8/2014). Ke dua, lanjutnya, walaupun jenis spesies Ebola RESTV (yang memang ada di Asia, dalam hal ini di Filipina dan China), mungkin saja menginfeksi manusia.
"Tapi, sejauh ini, tidak menimbulkan kesakitan dan kematian. Memang RESTV pernah menimbulkan wabah ebola pada jenis monyet macaque monkeys (Macaca fascicularis) di Filipina pada 1980-an dan 1990-an," katanya.
Selain itu, tambahnya, sejak 2008, virus RESTV ditemukan pada wabah ebola di babi di China. "Sejauh ini baru dua negara Asia yang melaporkan Ebola jenis RESTV ini. Sekali lagi, sampai saat ini tidak menimbulkan masalah kesehatan bagi manusia," ungkapnya.
Data di kedua negara itu, kata Tjandra, menunjukkan bahwa para pekerja yang berhubungan langsung dengan monyet dan babi yang terinfeksi RESTV, ternyata dapat juga kemasukan virus ebola RESTV di tubuhnya.
Hanya mereka praktis tanpa gejala, dan sehat-sehat saja. "Tentu untuk ini masih diperlukan data penelitian lebih lanjut. Khususnya pada yang daya tahannya rendah, gangguan imunologis, anak-anak, wanita hamil, dan lainnya," ujarnya.
Secara umum, katanya, ada 6 cara ilmiah untuk mengidentifikasi virus Ebola, apapun jenis spesiesnya, yaitu:
1. Antibody-capture enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA)
2. Antigen detection tests
3. Serum neutralization test
4. Reverse transcriptase polymerase chain reaction (RT-PCR) assay
5. Electron microscopy
6. Evirus isolation dengan cell culture.(kabar24.com/merdeka.com/parlin/eppo/ella/dian/flora )
Pertama, katanya, Genus Ebola virus memang terdiri dari 5 spesies. Yaitu Bundibugyo ebolavirus (BDBV), Zaire ebolavirus (EBOV), Reston ebolavirus (RESTV), Sudan ebolavirus (SUDV), dan Forest ebolavTai virus (TAFV). "BDBV, EBOV, dan SUDV adalah jenis spesies Ebola yang menyebabkan wabah Ebola di Afrika, yang menimbulkan wabah pada manusia, dan angka kematian yang tinggi.
Sedangkan jenis spesies RESTV, memang ditemukan di Filipina dan People’s Republic of China," kata Prof. Tjandra melalui surat elektroniknya yang diterima Jumat (1/8/2014). Ke dua, lanjutnya, walaupun jenis spesies Ebola RESTV (yang memang ada di Asia, dalam hal ini di Filipina dan China), mungkin saja menginfeksi manusia.
"Tapi, sejauh ini, tidak menimbulkan kesakitan dan kematian. Memang RESTV pernah menimbulkan wabah ebola pada jenis monyet macaque monkeys (Macaca fascicularis) di Filipina pada 1980-an dan 1990-an," katanya.
Selain itu, tambahnya, sejak 2008, virus RESTV ditemukan pada wabah ebola di babi di China. "Sejauh ini baru dua negara Asia yang melaporkan Ebola jenis RESTV ini. Sekali lagi, sampai saat ini tidak menimbulkan masalah kesehatan bagi manusia," ungkapnya.
Data di kedua negara itu, kata Tjandra, menunjukkan bahwa para pekerja yang berhubungan langsung dengan monyet dan babi yang terinfeksi RESTV, ternyata dapat juga kemasukan virus ebola RESTV di tubuhnya.
Hanya mereka praktis tanpa gejala, dan sehat-sehat saja. "Tentu untuk ini masih diperlukan data penelitian lebih lanjut. Khususnya pada yang daya tahannya rendah, gangguan imunologis, anak-anak, wanita hamil, dan lainnya," ujarnya.
Secara umum, katanya, ada 6 cara ilmiah untuk mengidentifikasi virus Ebola, apapun jenis spesiesnya, yaitu:
1. Antibody-capture enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA)
2. Antigen detection tests
3. Serum neutralization test
4. Reverse transcriptase polymerase chain reaction (RT-PCR) assay
5. Electron microscopy
6. Evirus isolation dengan cell culture.(kabar24.com/merdeka.com/parlin/eppo/ella/dian/flora )
Teks Foto :Relawan menurunkan jenazah yang telah disiapkan sehingga tidak mengandung resiko kesehatan bagi yang lain dan menghentikan penularan virus Ebola antar manusia, ke dalam sebuah makam di Kailahun, Sierra Leone, Sabtu (2/8). (ANTARA FOTO/REUTERS/WHO/Tarik Jasarevic/Handout via Reuters/ox/14.)
0 comments