topads

Infrastruktur SDA Untuk Masyarakat di Papua dan Papua Barat

 
Papua, BeritaRayaOnline,-Kementerian PU membangun beberapa infrastruktur di bidang Sumber Daya Air di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat senilai Rp 254,2 miliar. Peresmian infrastruktur tersebut dilakukan oleh Presiden RI, kemarin.

Menteri PU Djoko Kirmanto mengharapkan agar infrastruktur yang sudah dibangun dapat dimanfaatkan dan dirawat dengan baik. Infrastruktur tersebut antara lain Penanganan PantaiWaisai Torang Cinta (WTC) di Waigeo Selatan Kabupaten Raja Ampat di Provinsi Papua Barat senilai Rp 6,4 miliar. Maksud dari penanganan pantai tersebut adalah mempertahankan kemunduran garis pantai, permukiman dan fasilitas yang ada di belakang pantai, serta mempercantik wajah depan Taman Waisai Torang Cinta (WTC). 

Dengan tujuan, mengamankan pesisir pantai yang mengalami erosi dan mengakibatkan abrasi pantai. Secara teknis, bangunan seawall tersebut berbentuk Buis beton tumbuk dan pasangan batu sepanjang 450 m. 

Bangunan pengamanan pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat senilai Rp 70,9 miliar. Tujuan pengamanan pantai tersebut adalah menanggulangi abrasi pantai Pulau Mansinam dan pengamanan pesisir pantai yang mengalami erosi dan mengakibatkan abrasi pantai. Secara teknis, bangunan revetment berbentuk kubus beton ukuran 50x50x50 cm dan 30x30x30 cm dengan total panjang 400 m. 

Pembangunan Bendung Daerah Irigasai Oransbasi di Kabupaten Manokwari di Papua Barat menelan biaya sebesar Rp 29,36 miliar. Tujuan dari bendung daerah irigasi ini adalah penyediaan sarana irigasi teknis sekaligus menunjang program ketahanan pangan, pembukaan lahan pertanian dalam rangka perluasan areal melalui sistem pengairan dan pemanfaatan sumber daya alam secara optimal dan maksimal. Serta, meningkatkan produksi pangan, meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitarnya dan optimalisasi lahan potensial pertanian sawah. 

Bendung daerah irigasi tersebut terdapat dua bendung yakni Bendung Warbiadi dan Bendung Waroser. Sumber air Bendung Warbia diberasal dari Sungai Warbiadi dengan panjang sungai sekitar 16 km. Luas daerah tangkapan hujan sekitar 167 km2 dengan bangunan utama bendung tipe Tyroller. Sedangkan Bendung Waroser berasal daru Sungai Waroser dengan panjang sungai mencapai 20 km. Luasan daerah tangkapan hujan sekitar 132 km2.

Pembangunan Lima embung dan jaringan pipa transmisi air baku peternakan berada di Kabupaten Fak Fak Provinsi Papua Barat. Pertama, pembangunan embung dan jaringan pipa transmisi air baku peternakan SP 1 Tomage dengan biaya Rp 10,3 miliar. Tubuh embung 120 m, spilway 10x46,9 m dan intake 2x3x4 m. Sedangkan panjang pipa transmisi 2.964 m dengan ukuran bak penampung 8x6x4m. Pembangunan embung dan jaringan pipa transmisi air baku peternakan SP 1 Mbima Jaya senilai Rp 11,6 miliar. Secara teknis ukuran tubuh embung 90 m, spillway 10x45,35m dan intake 2x3x4 m. Sedangkan panjang pipa transmisi 2.586 m dengan bak penampungan 8x6x4 m.

Pembangunan embung dan jaringan pipa transmisi air baku peternakan SP 1 Monodadi Mulya senilai Rp 9,3 miliar. Ukuran tubuh embung 71,5 m, spillway 10x46,9 m dan intake 8x6x4 m. Pembangunan embung dan jaringan pipa transmisi air baku peternakan SP.2 Wasya Mulya senilai 10 miliar. Secara teknis kolam berukuran 49x40x4 m, intake 91 m, panjang pipa transmisi 1.236 m dan bak penampungan 8x6x4m. Sedangkan, pembangunan embung dan jaringan pipa transmisi air baku peternakan SP. 5 Bumi Muroh senilai Rp 12,3 miliar. Ukuran kolam 25x25x2 m, intake 91 m, pipa transmisi 1.818 m dan bak penampungan 8x6x4 m. 

Pembangunan dua embung dan jaringan di Provinsi Papua Barat bertujuan untuk memenuhi kebutuhan air baku di daerah sekitar Rainch program peternakan sapi skala nasional, penyediaan air untuk peternakan, pengembangan bidang perikanan air tawar dan membuka lapangan pekerjan baru pengembangan pariwisata. Yakni di Peternakan Anjai senilai 22,8 miliar dan panjang pipa transmisi 2.586 m. Secara teknis, outcome dari infrastruktur tersebut yakni 2,89 l/dtk dengan ukuran 20x50,7m, saluran pembawa 5 m, bak pengumpul 50x60x80 m dan bak penampung 4,7x10x2,7m. Sedangkan untuk Peternakan Jundurau senilai Rp 12,87 miliar. Outcome embung 2,89 l/dtk dengan ukuran tubuh bendung 90x73,5 m, saluran pembawa 11,4 m, bak pengumpulan 8x6x1,8 m dan bak penampungan 4,7x10x2 m. 

Bangunan pengendali sedimen (check dam) di Wasior, Kabupaten Wondama Provinsi Papua Barat di empat lokasi yaitu di Sungai Rado senilai 16,6 miliar. Panjang bangunan 64,2 m, lebar pelimpah 36,3 m dan tinggi DAM 3,25 m. Di Sungai Sanduay senilai 19,2 miliar. Panjang bangunan 60,2 m, lebar pelimpah 34,8 m dan tinggi DAM 5 m. Di Sungai Angris senilai 14,26 miliar. Panjang bangunan 21,1 m, lebar pelimpah 21 m dan tinggi DAM 4,6 m. Sedangkan di Sungai Manggurai senilai Rp 17,5 miliar. Panjang bangunan 34 m, lebar pelimpah 21,82 m dan tinggi DAM 4,7 m. (puskom publik pu/lasman simanjuntak)

Tags: ,

author

BeritaRayaOnline.Com

0 comments

Leave a Reply

Pembaca dapat mengirimkan komentar terkait artikel yang ditayangkan. Isi komentar bukan merupakan pandangan, pendapat ataupun kebijakan BeritaRayaOnline.Com dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.
Pembaca dapat melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. BeritaRayaOnline.Com akan menimbang setiap laporan yang masuk dan dapat memutuskan untuk tetap menayangkan atau menghapus komentar tersebut.
BeritaRayaOnline.Com berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.