Beras Forti merupakan campuran antara beras raskin dan premix (campuran mengandung zat besi dan zat gizi lain) yang mengandung zat besi. Peresmian ini didasari adanya permasalahan gizi yang akut dan berhubungan erat dengan kemiskinan yang menimpa bangsa Indonesia. Teknologi fortifikasi yang mengandung zat besi pada beras telah berkembang di China, Philipina, Brazil dan India, dll.
Wakil Bupati Karawang menyambut baik adanya program fortifikasi beras raskin di wilayah kerjanya. Kabupaten Karawang saat ini menjadi Pilot Project JFPR 9132-INO : Fortifikasi Beras bagi keluarga miskin dengan jumlah beras yang di Fortifikasi kurang lebih 5.000 ton yang akan disalurkan kepada 57.000 Rumah Tangga Miskin yang nantinya direkomendasikan untuk scaling up.
"Selain beras, ada pula banyak minyak goreng yang sudah difortifikasi vitamin A yang telah banyak di konsumsi oleh masyarakat sekarang ini,",ujar Dirjen Bina Gizi dan KIA Kementerian Kesehatan Dr. Anung Sugihantono, M. Kes.
Wamentan berharap fortifikasi tidak berhenti pada beras melainkan pangan pokok selain beras, sehingga diversifikasi dapat terlaksana. Disamping fortifikasi pada beras, tantangan kita saat ini bagaimana mengubah pola makan yang seimbang sehingga tidak berorientasi pada konsumsi beras (Monoculture), ujar Wamentan Rusman Heriawan dalam sambutannya.
Pada kesempatan tersebut Wamentan mengingatkan, saat ini premix hanya dapat dipenuhi oleh impor. Hal ini merupakan tantangan baru sehingga tidak terjebak pada impor baru. Selain tantangan diatas, tantangan fortifikasi kedepan diharap beras raskin dapat kualitas baik, tidak apek, tidak berkutu.(website kementerian pertanian/lasman simanjuntak)
0 comments