Teks Foto : Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak memberikan keterangan pers di Jakarta, Kamis (28/8/2014) usai membuka Lokakarya Penyusunan National Report Habitat III (Foto : Lasman Simanjuntak/BeritaRayaOnline)
Jakarta, BeritaRayaOnline,-Ditjen Cipta Karya, Kementerian PU bersama habitat Agenda Partners Indonesia menyelenggarakan kegiatan Lokakarya Penyusunan National Report Habitat III, Kamis (28/8/2014). Tema lokakarya tersebut adalah Rekomendasi Nasional dan Global Menuju Permukiman Berkelanjutan sebagai persiapan Indonesia untuk menghadapi Konferensi Habitat III tahun 2006. Konferensi Habitat merupakan konferensi PBB di bidang permukiman yang diselenggarakan setiap 20 tahun sekali.
Jakarta, BeritaRayaOnline,-Ditjen Cipta Karya, Kementerian PU bersama habitat Agenda Partners Indonesia menyelenggarakan kegiatan Lokakarya Penyusunan National Report Habitat III, Kamis (28/8/2014). Tema lokakarya tersebut adalah Rekomendasi Nasional dan Global Menuju Permukiman Berkelanjutan sebagai persiapan Indonesia untuk menghadapi Konferensi Habitat III tahun 2006. Konferensi Habitat merupakan konferensi PBB di bidang permukiman yang diselenggarakan setiap 20 tahun sekali.
Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak menyampaikan bahwa lokakarya ini merupakan komitmen Pemerintah Indonesia dalam menindaklanjuti kesepakatan kerjasama dalam MoU antara Pemerintah Indonesia dengan Executive Director UN Habitat, Joan Clos beberapa waktu lalu. MoU tersebut memuat komitmen perkuatan kemitraan antara Indonesia dan UN Habitat. Indonesia akan menjadi partner UN Habitat sekaligus leader di kawasan Asia Pasifik. Indonesia juga akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan Asia Pacific Regional Preparatory Meeting for Habiat III tahun 2015.
Terkait dengan kegiatan tersebut, National Report Indonesia saat ini sedang disusun oleh Tim Penyusun yang berisi capaian pembangunan permukiman (human settlement) dan perkotaan selama 20 tahun.Tim penyusun telah mengintegrasi berbagai tema pembangunan perkotaan secara komprehensif dalam National Report Indonesia, yakni demografi perkotaan, pertanahan dan perencanaan perkotaan, lingkungan dan urbanisasi, tata kelola pemerintahan dan kelembagaan, ekonomi perkotaan, serta permukiman dan pelayanan dasar.
Diharapkan, National Report Indonesia dapat menggambarkan capaian kinerja permukiman selama ini di Indonesia. Sekaligus dapat memberikan rekomendasi nasional, regional, dan global menuju Agenda Perkotaan Baru. Agenda tersebut akan menekankan pada kebijakan dan strategi untuk mendorong secara efektif berbagai peluang di balik urbanisasi dalam kerangka tujuan pembangunan berkelanjutan guna mewujudkan permukiman dan perkotaan yang layak huni dan berkelanjutan.
Pemerintah Indonesia menyadari bahwa urbanisasi berkelanjutan memiliki peran kunci dalam pembangunan permukiman, khususnya di perkotaan. Dari sisi lain, urbansiasi menghasilan pembangunan ekonomi yang kuat karena kota adalah penggerak pertumbuhan. Namun, kondisi tersebut menjadi tantangan bagi pemerintah pusat dan daerah untuk menyediakan permukiman berkelanjutan yang didukung infrastruktur yang layak seiring dengan peningkatan jumlah penduduk di perkotaan.
Dalam mewujudkan permukiman layak huni dan berkelanjutan, terdapat tantangan yang terkait dengan aspek lingkungan dan urbanisasi yaitu perubahan iklim dan manajemen penanggulangan bencana. Kaum inigram dapat berperan sebagai innovator (agent of change) dan menjadi penggerak pembangunan permukiman perkotaan. (puskom publik pu/lasman simanjuntak)
0 comments