Jakarta, BeritaRayaOnline,-Sejumlah novel, televisi, film, majalah, dan surat kabar melaporkan peristiwa bunuh diri (BD) sebagai tindakan yang berani dan menjelaskan secara rinci cara bunuh diri yang dilakukan. Dengan penayangan tersebut maka ternyata angka BD di masyarakat meningkat.
"Upaya yang dilakukan media massa. Media massa sebaiknya melakukan hal berikut, laporan tentang bunuh diri (BD) perlu menekankan bahwa setiap BD merupakan kerugian bagi masyarakat.Hati-hati menayangkan celebrity suicide, jangan dianggap sebagai tindakan pahlawan. Hindari memberikan penjelasan yang rinci tentang cara dan tempat BD, masyarakat ingin tahu dan melihat tempat tersebut dan mungkin melakukannya dengan motif yang sama. Bila terdapat tempat dengan resiko tinggi, media perlu menekankan bagaimana cara membuatnya lebih aman," jelas dr.Eka Viora SpKJ, Direktur Bina Kesehatan Jiwa, Kementerian Kesehatan, didampingi dr.Danardi,SpKJ, Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa (PDSKJ), dan dr.Albert Maramis, SpKJ, pemerhati masalah kesehatan jiwa kepada wartawan di Jakarta, Kamis siang (11/9/2014).
Menurutnya, media massa sebaikanya melakukan hal sebagai berikut, berikan penjelasan dampak BD pada survivor (individu yang selamat), dan keluarganya serta akibat terhadap individu baik jangka pendek maupun jangka panjang. Jelaskan tentang miskonsepsi, budaya, keyakinan, dan mitos tentang BD. Berikan informasi tentang "hotline servise" pusat pencegahan krisis, pusat pengobatan keracunan, atau LSM yang dapat memberikan bantuan kepada individu dan keluarganya
"Media massa sebaiknya melakukan hal-hal berikut, BD tidak terjadi karena faktor tunggal. Jangan menyalahkan korban.Tekankan bahwa gagal bercinta, tidak lulus ujian, tidak jadi ke luar negeri bukan merupakan penyebab BD. Masyarakat diberi informasi bagaimana cara menghindari tindakan BD, serta beritakan tanda-tanda yang perlu diwaspadai yaitu bencana sosial, masalah ekonomi, dan gangguan jiwa khususnya depresi.Pada situasi tersebut perlu kerjasama yang erat dengan petugas kesehatan," pesan dr.Eka Viora, SpKJ, Direktur Bina Kesehatan Jiwa, Kementerian Kesehatan.
Ditambahkannya, media massa sebaiknya melakukan pemilihan kalimat seperti "bunuh diri yang berhasil" atau "bunuh diri yang lengkap" dapat mengubah persepsi masyarakat. Media massa perlu kerjasama yang erat dengan petugas kesehatan sebelum menayangkan berita.
"Tanggungjawab utama media massa adalah mempersiapkan dan memberikan informasi kepada masyarakat bahwa bunuh diri dapat dicegah," katanya.(lasman simanjuntak)
topads
footerwidget3
footerwidget1
BRO TERPOPULER
-
Jakarta, BeritaRayaOnline,- Meski sudah diketahui identitasnya, wanita yang berada dalam foto beradegan syur berseragam PNS Pemkot Bandun...
-
Teks Foto : Menteri Pertanian Suswono dengan menggunakan alat tanam Jarwo Transplanter melakukan tanam perdana empat varietas unggul (Inf...
-
Jakarta, BeritaRayaOnline ,- Kali pertama dalam sejarah, seorang pejabat teras di negeri ini ikut merasakan naik kapal bersama pebalik Leb...
-
Teks Foto : Ir.Bandel Hartopo, Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Kementerian ...
-
Jakarta, BeritaRayaOnline,- Militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) memposting sebuah video mengerikan ke internet. Video yang dipo...
-
Jakarta, BeritaRayaOnline, -Baru-baru ini, sebuah foto yang mengerikan beredar luas di media sosial Twitter. Dalam foto tersebut, tampak ...
-
Foto -foto : Lasman Simanjuntak/BeritaRayaOnline Jakarta, BeritaRayaOnline,- J alan tol Jakarta Outer Ring Road West 2 (JORR W2) utara se...
-
Teks Foto : Kepala Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian, Dr.Ir.Achmad Suryana (Foto : Lasman Simanjuntak/BeritaRayaOnline) Jakart...
-
Foto oleh :Lasman Simanjuntak/BeritaRayaOnline
-
Tangerang – Banten , Banten, BeritaRayaOnline ,- Sesuai standarisasi gerbang tol MMS yang mengambil konsep cula badak, gerbang tol Ciuju...
0 comments