Jakarta, BeritaRayaOnline,-Kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung dan pembuluh darah terutama akibat penyakit jantung koroner dan stroke diperkirakan akan terus meningkat mencapai 23,3 juta pada 2030. Di Indonesia sat dari tujuh orang penduduk usia 18 tahun ke atas menderita penyakit jantung menurut data Riskesdas 2007. Hasil Riskesdas 2013 menunjukkan prevalensi penyakit jantung koroner berdasarkan diagnosis dokter sebesar 5 persen, sedangkan berdasarkan diagnosis dokter/gejala sebesar 1,5 persen. Sementara itu, prevelansi penyakit gagal jantung berdasarkan diagnosis dookter sebesar 0,13 persen, sedangkan berdasarkan diagnosis dokter/gejala sebesar 0,3 persen.
Demikian sambutan Plt.Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit (PP) dan Penyehatan Lingkungan (PL), Kementerian Kesehatan, Prof.Dr.Agus Purwadianto, pada pembukaan Seminar Batasi Konsumsi Gula, Garam, dan Lemak Untuk Mencegah dan Mengendalikan Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, dalam rangka peringatan Hari Jantung Se-Dunia di Jakarta, Selasa (7/10/2014).
Menurutnya, peringatan Hari Jantung se-Dunia tahun 2014 memilih tema "Menciptakan Lingkungan Sehat untuk Jantung Sehat". Tema ini dituukan untuk menarik perhatian dan kepedulian masyarakat dalam meningkatkan kewaspadaan masyarakat pada dampak dan tantangan kesehatan akibat penyakit jantungdan pembuluh darah.
"Penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan salah satu masalah kesehatan utama di negara maju maupun berkembang. Penyakit jantung dan pembuluh darah menjadi penyebab nomor satu kematian di dunia setiap tahunnya. Pada 2008 diperkirakan sebanyak 17,3 juta kematian disebabkan oleh penyakit jantung dan pembuluh darah. Lebih dari 3 juta kematian tersebut terjadi sebelum usia 60 tahun.Terjadinya kematian 'dini' yang disebabkan oleh penyakit jantung berkisar sebesar 4 persen di negara berpenghasilan tinggi sampai dengan 42 persen terjadi di negara berpenghasilan rendah," katanya.
Prof.Dr.Agus Purwadianto, Plt.Direkur Jenderal Pengendalian Penyakit (PP) dan Penyehatan Lingkungan (PL) menjelaskan aktor resiko utama terjadinya PTM adalah merokok, pola makan yang tidak sehat dan tidak seimbang, kurang aktivitas fisik dan konsumsi alkohol.Keempat faktor resiko tersebut masih tinggi di seluruh dunia dan terus meningkat terutama di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah, termasuk Indonesia.
Data Riskesdas 2013 menunjukkan peningkatan prevalensi perokok pada 2007 sebesar 34,2 persen, 2010 sebesar 34,7 persen, dan 2013 sebesar 36,3 persen.Prevalensi perokok laki-laki berturut-turut pada 2007,2010, dan 2013 yaitu 65,6 persen, 65,9 persen, dan 68,8 persen dan prevalensi perokok perempuan dari 5,2 persen, 4,2 persen, menjadi 5,9 persen.
"Perubahan pola konsumsi masyarakat, Riskesdas 2013 menunjukkan proporsi penduduk yang memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan/minuman manis 53,1 persen, mengonsumsi makanan asin 26,2 persen, mengonsumsi makanan berlemak 40,7 persen dan mengonsumsi makanan berpenyedap 77,3 persen.Sebagian penduduk umur kurang lebih 10 tahun tergolong dalam gaya hidup santai atau sedentary dan kurang aktivitas fisik yaitu perilaku sedentari kurang lebih 6 jam per hari sebesar 24,1 persen dan kurang aktivitas fisik sebesar 26,1 persen.Situasi ini menunjukkan bahwa penyakit jantung dan pembuluh darah akan terus menjadi masalah kesehatan di dunia termasuk di Indonesia, dan haus segera dilakukan upaya bersama untuk pengendaliannya," ujarnya.
Pada bagian lain, dikatakan penyakit jantung dapat dicegah dan setidaknya 80 persen dari kematian dini akibat penyakit jantung pembuluh darah dapat dihindari jika empat faktor resiko utama yaitu merokok, diet yang tidak sehat, kurang aktivitas fisik dan konsumsi alkohol dapat dikendalikan.Perubahan gaya hidup dengan perilaku CERDIK yaitu C cek kesehatan secara berkala, E enyahkan asap rokok, R rajin aktivitas fisik, D diet sehat dan seimbang, I istirahatcukup dan K kelola stress untuk mencegah dan mengendalikan faktor resiko penyakit jantung dan pembuluh darah.
Perubahan gaya hidup dimulai dengan berhenti merokok, menghindari asap rokok orang, diet sehat gizi seimbang dengan tidak mengonsumsi makanan manis, asin, dan berlemak berlebihan, banyak konsumsi buah sayur, menjadi aktif dan rajin berolahraga serta mengurangi konsumsi minuman beralkohol.
"Implementasi perilaku CERDIK melalui kegiatan Posbindu PTM untuk deteksi dini dan monitoring faktor resiko PTM serta tindak lanjut dini di masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan kepedulian masyarakat tentang resiko penyakit jantung dan pembuluh darah," ujarnya.(lasman simanjuntak)
topads
footerwidget3
footerwidget1
BRO TERPOPULER
-
Jakarta, BeritaRayaOnline,- Meski sudah diketahui identitasnya, wanita yang berada dalam foto beradegan syur berseragam PNS Pemkot Bandun...
-
Teks Foto : Menteri Pertanian Suswono dengan menggunakan alat tanam Jarwo Transplanter melakukan tanam perdana empat varietas unggul (Inf...
-
Jakarta, BeritaRayaOnline ,- Kali pertama dalam sejarah, seorang pejabat teras di negeri ini ikut merasakan naik kapal bersama pebalik Leb...
-
Teks Foto : Ir.Bandel Hartopo, Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Kementerian ...
-
Jakarta, BeritaRayaOnline,- Militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) memposting sebuah video mengerikan ke internet. Video yang dipo...
-
Jakarta, BeritaRayaOnline, -Baru-baru ini, sebuah foto yang mengerikan beredar luas di media sosial Twitter. Dalam foto tersebut, tampak ...
-
Foto -foto : Lasman Simanjuntak/BeritaRayaOnline Jakarta, BeritaRayaOnline,- J alan tol Jakarta Outer Ring Road West 2 (JORR W2) utara se...
-
Teks Foto : Kepala Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian, Dr.Ir.Achmad Suryana (Foto : Lasman Simanjuntak/BeritaRayaOnline) Jakart...
-
Foto oleh :Lasman Simanjuntak/BeritaRayaOnline
-
Tangerang – Banten , Banten, BeritaRayaOnline ,- Sesuai standarisasi gerbang tol MMS yang mengambil konsep cula badak, gerbang tol Ciuju...
0 comments