topads

Bila Petani Beralih Gunakan Nano Pupuk, Menghemat Subsidi Pupuk Rp 8,5 Triliun

Teks Foto  : Kepala Balai Besar Pascapanen Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pertanian, Rudi Tjahjohutmo, mendampingi Kepala Badan Litbang Kementerian Pertanian, Haryono ,sedang memberikan keterangan pers di Jakarta, Kamis siang (7/8/2014) mengenai penelitian dan pengembangan nano teknologi untuk pangan dan pertanian ramah lingkungan. (Foto  : Lasman Simanjuntak/BeritaRayaOnline)

Pasar Minggu, BeritaRayaOnline,-Subsidi pupuk bisa dihemat hingga setengahnya apabila petani beralih menggunakan nano pupuk. Subsidi pupuk saat ini mencapai Rp 17,9 triliun per tahun. Jika menggunakan nano pupuk dapat menghemat anggaran subsidi Rp 8,5 triliun.

"Nano-pupuk adalah jenis pupuk yang dikembangkan dengan nano teknologi. Pupuk jenis ini memiliki partikel jauh lebih kecil sehingga lebih efisien," jelas Kepala Balai Besar Pascapanen Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian, Rudi Tjahjohutomo, dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis siang(7/8/2014).

Rudi menjelaskan, nano pupuk saat ini masih dalam tahap pengembangan oleh Balitbang Kementan. Nano teknologi memiliki keunggulan jika dibandingkan pupuk konvensional. Di antaranya sifat slow release, yakni partikel-partikel pupuk baru akan pecah bila sudah mencapai akar tanaman. Dengan cara itu penyerapan dapat terjadi sempurna.

"Kalau pupuk konvensional hanya mampu diserap 10-50 persen oleh tanaman, sisanya luruh ke tanah dan bisa mencemari lingkungan," kata Rudi.

Kelebihan lainnya, nano pupuk hanya perlu diaplikasikan sekali selama masa tanam, sedangkan pupuk konvensional biasanya butuh 2-3 kali aplikasi. "Walaupun harga nano pupuk lebih mahal, aplikasinya hanya sekali, bisa menghemat subsidi," jelas Rudi.


Teks Foto  : Berbagai produk Nano Teknologi Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pertanian yang ditampilkan dalam konferens pers di Jakarta, Kamis sore (7/8/2014). (Foto : Lasman Simanjuntak/BeritaRayaOnline)

Kepala Balitbang Kementerian Pertanian, Haryono, mengatakan penelitian nano teknologi telah dilakukan sejak 2007. Teknologi baru itu mampu menekan limbah dan lebih efisien.

"Nano teknologi dapat diterapkan di hulu maupun hilir pertanian. Teknologi ini dapat menjadi penopang kemajuan pertanian Indonesia di masa depan," ujar Haryono.

Selain nano pupuk, Balitbang Kementerian Pertanian sedang mengembangkan produk-produk nano teknologi lain, seperti smart seed. Ini merupakan benih yang bisa tahan lebih lama jika dibandingkan dengan benih konvensional.

Selain itu, benih tidak rusak saat proses distribusi. Dalam benih juga tertanam nano chip yang dapat melacak ke daerah mana benih didistribusikan.(metrotvnews.com/lasman simanjuntak)

Tags: ,

author

BeritaRayaOnline.Com

0 comments

Leave a Reply

Pembaca dapat mengirimkan komentar terkait artikel yang ditayangkan. Isi komentar bukan merupakan pandangan, pendapat ataupun kebijakan BeritaRayaOnline.Com dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.
Pembaca dapat melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. BeritaRayaOnline.Com akan menimbang setiap laporan yang masuk dan dapat memutuskan untuk tetap menayangkan atau menghapus komentar tersebut.
BeritaRayaOnline.Com berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.