Jakarta, BeritaRayaOnline,-Sagu merupakan tanaman potensial untuk dikembangkan sebagai bahan pangan alternatif dan bahan baku bioenergi. Sebanyak 60% tanaman sagu dunia terdapat di Indonesia yang luasnya mencapai 5,2 juta ha. Melihat potensi yang begitu besar, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) bekerjasama dengan Masyarakat Sagu Indonesia (MASSI) menyelenggarakan Forum Group Discussion (FGD) dengan tema ‘Sagu Sebagai Komoditas Potensial, Pilar Kedaulatan Pangan dan Energi’ di Jakarta, Senin (15/9/2014).
Dalam laporannya, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan (Puslitbangbun) Dr. M. Syakir menjelaskan bahwa Indonesia merupakan penghasil sagu terbesar dunia dengan areal tanaman yang tersebar di Papua, Papua Barat, Maluku, Sulawesi, Kalimantan dan Sumatera. Sebagai bahan pangan, sagu menghasilkan pati kering sebagai sumber karbohidrat yang juga dapat diolah menjadi bioetanol. Setiap ton pati sagu dapat diolah menjadi 0,6 kl bioetanol. Diharapkan melalui forum ini akan dihasilkan pemikiran yang kreatif, konstruktif dan cemerlang sebagai sumbangan kepada pemerintah dalam pengembangan sagu sebagai komoditas potensial untuk pangan dan energi.
Ketua MASSI Prof. Dr. HMH. Bintoro menjelaskan bahwa walaupun Indonesia memiliki luasan tanaman sagu terbesar di dunia, namun demikian yang dipanen masih sebagian kecil saja. Menurutnya, “Di Kabupaten Timika dalam keadaan hutan saja, dalam satu tahun hanya 162 pohon saja yang dimanfaatkan. Hal ini seimbang dengan yang mati yang rata-rata 100 pohon per tahun. Itupun yang dipanen hanya dipinggiran jalan atau dipinggiran sungai."
Menteri Pertanian Dr. Suswono ketika memberikan arahan mengatakan bahwa suatu upaya membangkitkan kembali sagu sebagai pilar sumber pangan dan sumber energi patut terus diupayakan secara maksimal, agar potensi yang melimpah yang merupakan rejeki dari Allah SWT ini bisa dimanfaatkan dengan baik. Mentan berharap bahwa kerjasama Balitbangtan dengan MASSI ini tidak sebatas dalam pertemuan FGD, tetapi diharapkan ada tindak lanjut dari FGD yang bisa diimplementasikan secara nyata, karena kedaulatan pangan dan energi merupakan sesuatu yang mutlak bagi suatu Negara.
Hadir dalam kesempatan FGD adalah Bupati Sorong Selatan, Bupati Meranti, Ketua KADIN Pusat, Ketua Asosiasi Pengusaha Bioetanol Indonesia, peneliti, praktisi, pengusaha dan pemerhati sagu dari berbagai instansi dan turut ditampilkan mini display aneka olahan pangan dari sagu seperti papeda, spageti mi sagu, aneka kue kering dan penganan tradisional berbahan baku sagu.(badan litbang pertanian/website kementerian pertanian/lasman simanjuntak)
Sumber: Badan Litbang Pertanian
0 comments