Jakarta, BeritaRayaOnline,-Kementerian Perdagangan meminta masyarakat tidak khawatir pada Lebaran tahun ini. Sebab, pasokan komoditas hortikultura yang sering dikonsumsi masyarakat sangat cukup. Bahkan, harga cabai menurun sangat tajam karena pasokan melimpah.
’’Di beberapa daerah sentra produksi saat ini justru sedang panen sehingga harga beberapa komoditas, seperti cabai, malah turun. Yang terpenting, pasokan dan ketersediaan cukup. Kalaupun saat ini ada harga yang naik turun, itu masih pada batas normal,’’ ujar Menteri Perdagangan Muhamad Lutfi, Jumat (27/6/2014),ketika mendampingi Menko Perekonomian Chaerul Tandjung dan Menteri Pertanian Suswono sidak ke Pasar Induk Kramatjati, Jakarta Timur.
Berdasar pantauan Kementerian Perdagangan di Pasar Induk Kramat Jati per 26 Juni 2014, harga cabai merah keriting Rp 7.500 serta cabai rawit merah Rp 10.000 alias naik 7,14 persen dan 11,11 persen bila dibandingkan dengan harga sehari sebelumnya. ’’Sekarang (kemarin) harga cabai merah keriting malah turun menjadi Rp 6.000 per kg,’’ katanya.
Dilihat dari pasokan, cabai di Pasar Induk Kramat Jati per 26 Juni 140 ton alias turun 28,21 persen daripada suplai sehari sebelumnya. Pasokan cabai secara normal berada di kisaran 150–200 ton per hari. Namun, kemarin pasokan kembali normal. ’’Pasar Induk Kramat Jati penting untuk diamati karena memasok 65 persen cabai di DKI Jakarta,’’ tambahnya.
Turunnya harga cabai saat ini lebih dikarenakan banyaknya pasokan dari berbagai daerah. Karena itu, pihaknya memastikan pasokan cabai untuk puasa dan Lebaran tahun ini cukup. Mengingat, daerah pemasok, misalnya Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, sedang panen raya. ’’Kita khawatir kalau harga turun drastis, lebih seram dibandingkan kalau harga naik,’’ tukasnya.
Lutfi membayangkan berapa harga yang diterima di tingkat petani jika harga cabai di Pasar Induk Kramat Jati hanya Rp 6.000 per kg. ’’Di pasar tradisional harganya Rp 11.000 per kg. Di pasar induk Rp 6.000 per kg. Terus, berapa harga di tingkat petani. Kasihan sekali mereka kalau harganya terlalu rendah. Tidak akan menutup biaya tanam,’’ ungkapnya.
Secara umum, tambah Lutfi, harga barang kebutuhan pokok sampai saat ini relatif stabil. Hanya beberapa komoditas yang naik. ’’Yang perlu terus diantisipasi adalah peningkatan permintaan yang tinggi dari masyarakat sehingga bisa mengerek harga. Sesuai dengan hukum pasar,’’ jelasnya.
Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung menuturkan, berdasar hasil pantauan, harga kebutuhan terlihat cenderung stabil. ’’Ada beberapa yang naik, ada yang turun,’’ katanya. Beberapa harga pangan yang naik antara lain daging ayam, daging sapi, dan telur ayam ras. Menurut dia, kenaikan terjadi lantaran kebutuhan yang meningkat dibandingkan dengan hari biasa.
’’Daging ayam agak naik. Daging sapi di pasar tradisional yang impor Rp 90.000 per kg, sedangkan yang lokal Rp 98.000 per kg. Tetapi, di pasar modern sudah dijual kurang dari Rp 70.000 per kg,’’ ujarnya. Kemudian, harga berbagai jenis sayur-mayur, kata dia, justru turun. Contohnya, tomat, bawang putih, dan cabai rawit. Pergerakan harga pangan di atas dan di bawah standar akan merugikan petani, pedagang, serta konsumen. (dbs/lasman simanjuntak)
0 comments