"Sekarang anggarannya di DPR itu memberi sinyal, bisa dikembalikan ke 9,5 juta ton. Nah kalau 9,5 juta ton (bisa terpenuhi), volume yang kita lempar ke petani itu bertambah," kata Rusman usai Pertemuan Nasional Hortikultura di Mataram, Sabtu.
Menurut dia, angka realistis untuk memenuhi kebutuhan pupuk bagi para petani di daerah, yakni 9,5 juta ton.
"Karena anggarannya hanya Rp18 triliun, kita cuma bisa (memenuhi) 7,8 juta ton," katanya.
Dia menambahkan persoalannya kelangkaan pupuk bukan dari sisi produsen, tapi karena dibatasinya kuota pupuk bersubsidi yang mana anggarannya juga terbatas.
"Barangnya sih ada, itu tapi kan enggak berani dilempar (didistribusikan), nanti yang mau bayar siapa," katanya.
Sebelumnya, Kementan mengajukan kebutuhan pupuk bersubsidi pada APBN-P 2014 sebanyak 9,5 juta ton senilai Rp21,04 triliun atau naik 20 persen dari sebelumnya 7,8 juta ton.
Jumlah realisasi alokasi pupuk hingga Mei 2014 sebanyak 3,81 juta ton ke seluruh Indonesia dan diperkirakan kuota 7,8 juta ton hanya terealisasi hingga Oktober 2014.(antaranews.com/lasman simanjuntak)

0 comments