topads

Kementerian Kesehatan Canangkan Penggunaan Antimikroba Bijak

Foto-foto  : Lasman Simanjuntak/BeritaRayaOnline
Jakarta, BeritaRayaOnline,-Kesadaran masyarakat perlu ditingkatkan untuk mengkonsumsi antimikroba secara bijak (masuk akal dan rasional-red). Mewajibkan kepada rumah sakit (RS) untuk menerapkan program pengendalian resistensi antimikroba, serta meningkatkan kesadaran petugas kesehatan agar memberikan/meresepkan antibiotik sesuai indikasi.

Demikian dikatakan oleh Direktur Bina Upaya Kesehatan Rujukan, Kementerian Kesehatan, dr.H.Chairul Radjab Nasution didampingi Direktur Bina Pelayanan Kefarmasian Drs.Bayu Teja Muliawan, serta Sekretaris Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba dr.Anis Karuniawati kepada wartawan di Jakarta, Selasa siang (14/10/2014), sehubungan dengan Pencanangan Penggunaan Antimikroba Bijak.Turut hadir pada kesempatan itu perwakilan anggota Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba Prof.dr.Taralan Tambunan, dan dr.Purnamawati.

"Permasalahan yang dihadapi antara lain adanya kuman yang telah kebal terhadap penggunaan antimikroba.Ini disebabkan oleh meningkatnya penggunaan obat antimikroba yang tidak tepat. Bahkan diperkirakan 50 persen penggunaan antibiotik adalah pada kasus yang tidak perlu, terutama untuk kasus-kasus infeksi karena virus.Contoh, flu dan infeksi virus lainnya," jelasnya.

Menrut dr.H.Chairul Radjab Nasution, Direktur Bina Upaya Kesehatan Rujukan, Kementerian Kesehatan, permasalahan lain yaitu  antibiotik tidak memberikan efek pada kasus infeksi yang disebabkan virus.

"Diperkirakan penyebab kematian oleh kuman yang resisten terhadap antimikrobalebih besar dibandingkan dengan penyebab kematian oleh AIDS, kecelakaan lalu lintas dan flu. Di Amerika Serikat 19000 per tahun meninggal akibat resistensi antimikroba lebih tinggi dibandingkan jumlah kematian akibat AIDS seebesar 15000 per tahun. Di negara maju diperkirakan 1,1 miliar US $ dihabiskan per tahun untuk penggunaan antibiotik yang sia-sia," katanya.

Dikatakannya lagi, yang menyebabkan kuman teball terhadap antimikroba adalah adanya pemberian antimikroba yang tidak sesuai indikasi dan kebiasaan masyarakat mengkonsumsi antibiotik secara bebas. Kadangkala pasien dapat menekan dokter agar memberikan antibiotik yang tidak perlu.Selain itu dokter juga meresepkan antibiotik yang tidak sesuai indikasi.

"Peternakan juga memberikan antibiotik terhadap hewan walaupun mereka tidak sakit. Upaya yang dapat kita lakukan bersama yaitu KONSUMSILAH ANTIBIOTIK SESUAI KEBUTUHAN," pesannya.(lasman simanjuntak)
Tags: ,

author

BeritaRayaOnline.Com

0 comments

Leave a Reply

Pembaca dapat mengirimkan komentar terkait artikel yang ditayangkan. Isi komentar bukan merupakan pandangan, pendapat ataupun kebijakan BeritaRayaOnline.Com dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.
Pembaca dapat melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. BeritaRayaOnline.Com akan menimbang setiap laporan yang masuk dan dapat memutuskan untuk tetap menayangkan atau menghapus komentar tersebut.
BeritaRayaOnline.Com berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.