Jakarta, BeritaRayaOnline,- Kementerian Pertanian membentuk tim independen dari kalangan akademisi untuk menghitung rendemen tebu yang akan digiling oleh pabrik gula.
Dirjen Perkebunan Kementan Gamal Nasir di Jakarta, belum lama ini, menyatakan pembentukan tim independen untuk mendapatkan data rendemen tebu secara akurat.
Selain akademisi, tambahnya, tim tersebut juga akan melibatkan petani, pabrik gula serta pemangku kepentingan lainnya.
"Dengan begitu, ada kesamaan basis data dari angka rendemen baik yang disajikan petani dilapangan maupun pabrik gula (PG)," katanya.
Menurut Gamal, selama ini sering terjadi ketidaksesuaian rendemen tebu di tingkat petani dengan di pabrik gula karena kedua pihak menggunakan alat ukur yang berbeda.
Dikatakannya, petani menyatakan rendemen tebunya tinggi dengan harapan harga jualnya tinggi, sementara PG menilai tingkat rendemen tebu petani rendah.
Oleh karena itu, pembentukan tim ini diharapkan akan menengahi silang pendapat antara petani dengan PG. Sasaran penilaian tingkat rendemen itu adalah 65 PG yang bermitra dengan petani," katanya.
Sementara itu Direktur Tanaman Semusim Ditjen Perkebunan Nurnowo Paridjo mengatakan, tim independen sudah bekerja menghitung rendemen tebu di PG Sumatera serta dilanjutkan PG di Jawa.
"Perhitungan dilakukan sampai musim giling selesai atau pada akhir tahun," katanya.
Tim independen mengukur rendemen tebu mulai saat panen di lahan perkebunan, selama perjalanan hingga sampai pabrik untuk digiling. Dengan begitu, dapat diketahui losses rendemen gula berada di titik mana.
Menurut dia, hasil penelitian tim indepenen tersebut akan menjadi dasar kebijakan berikutnya apakah rendahnya rendemen tebu itu disebabkan pada masalah di on farm atau penggunaan varietas tanamannya.
Menurutnya, rerata rendemen tebu petani tahun 2014 berkisar 7 persen sementara, PG yang dimiliki Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Jawa sebesar 6,7 persen dan diluar Jawa sebesar 6,9 persen.
Sementara itu taksasi produksi gula yang dirilis pemerintah Maret lalu sebesar 2,96 juta ton, namun kemudian direvisi menjadi 2,57 juta ton karena faktor perubahan iklim mempengaruhi kegiatan budi daya tebu.(antaranews.com/lasman simanjuntak)
topads
footerwidget3
footerwidget1
BRO TERPOPULER
-
Foto-Foto oleh : Lasman Simanjuntak/BeritaRayaOnline Blora, BeritaRayaOnline ,Kebutuhan gula nasional untuk konsumsi rumah tangga bisa dipe...
-
Jakarta, BeritaRayaOnline, - Kementerian Pekerjaan Umum kembali mengukuhkan dua profesor riset yaitu Dr...
-
Teks Foto : Menteri Pertanian Suswono doorstop dengan para wartawan usai membuka Pencanangan Platform Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjuta...
-
Jakarta, BeritaRayaOnline,- Menteri Pertanian Suswono mengatakan mempertimbangkan potensi, pengalaman, dan kesiapan yang dimiliki Indonesia ...
-
Jakarta, BeritaRayaOnline,- Indonesia sebagai produsen kelapa sawit terbesar dunia pada Jumat (3/10/2014) di Kantor Pusat Kementerian Pertan...
-
Teks Foto : Ir.Bandel Hartopo, Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Kementerian ...
-
Tangerang, BeritaRayaOnline ,- Salah satu program unggulan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam bidang pendidikan yang dilakukan ole...
-
Teks Foto : Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto, didampingi Puteri Indonesia 2014, Elvira Devinamira, memberikan keterangan kepada wart...
-
Teks Foto : Menteri Pertanian Suswono dengan menggunakan alat tanam Jarwo Transplanter melakukan tanam perdana empat varietas unggul (Inf...
-
Jakarta, BeritaRayaOnline,- Meski sudah diketahui identitasnya, wanita yang berada dalam foto beradegan syur berseragam PNS Pemkot Bandun...

0 comments